Kalau Tidak Mau Kelihatan Kalah, Lebih Baik Tidak Usah Berdebat

solopos.com

Tahun-tahun mendekati pemilu adalah saat yang paling tegang dan sensitif di antara kubu-kubu yang berseberangan pendapat dalam hal siapa pemimpin paling ideal. Semenjak kemunculan sosial media, setiap orang dengan mudahnya menumpahkan apa pun yang mereka pikirkan, termasuk dalam urusan politik. Salah satu yang menjadi tren masyarakat dalam beberapa tahun terakhir adalah: debat di sosmed.

Hal ini bermula dari munculnya akun- akun serta fanpage yang mendedikasikan separuh waktunya untuk menyerang siapa pun yang dianggap berseberangan dengan ideologi mereka. Akun-akun ini menjelma seperti partai besar dengan pendukung dan lawan masing-masing. Setiap kali akun-akun ini memposting sesuatu yang mewakili ide-ide di kepala mereka, mereka akan disambut dengan beragam komentar dari yang pro hingga yang kontra. Komentar-komentar itu datang dari berbagai macam karakter manusia, mulai dari yang paling sarkas hingga yang pura-pura bijak ( tapi ada juga kok yang beneran bijak ). Inilah fenomena baru yang terjadi semenjak kemunculan media sosial, yang kemudian menarik perhatian kalangan-kalangan yang lebih tinggi. Tokoh-tokoh penggiat sosmed menjadi terkenal dan diundang ke dunia yang sedikit lebih nyata: televisi.

Di televisi, kita dapat melihat langsung bagaimana mereka menyampaikan argumen, dan sehebat apa mereka sebenarnya. Inilah yang dinamakan debat yang sesungguhnya. Orang-orang yang berseberangan pendapat duduk berkumpul dalam satu forum dan saling beradu argumen.
Menurut saya, perdebatan tak ubahnya seperti permainan yang dikompetisikan. Seperti permainan sepak bola misalnya. Cuma, ini dalam ranah yang berbeda. Dalam debat, kebanyakan orang hanya ingin melihat siapa yang paling gahar mengemukakan opini. Dan siapa yang paling hebat mematahkankan argumen-argumen lawan.

Debat tidak menghasilkan apa pun, kecuali menarik simpati orang-orang yang awalnya mungkin berseberangan pendapat, dan akhirnya menjadi pengikut sebuah kubu, hanya karena melihat siapa yang menjadi bintang dalam debat saat itu. Dan ini memang sangat cocok untuk tujuan politis. Pantas saja semakin mendekati pemilu, semakin banyak perdebatan yang muncul.

Ps: tulisan di atas saya buat setelah belakangan ini saya semakin rajin menonton ILC di youtube 

0 comments:

Post a Comment